Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi romantis

Puisi Ibuku Pertiwi : Catatan Iskandiary

Rindu yang tersemat terikat didalam jiwa. Mengikat semua ego akan semua keinginan. Melepaskan gundah gulana yang mendekap hati. Aku dikuasai rindu akan hadirmu wahai Ibu ratu.   Kini aku berada di perantauan Mencoba untuk mencari potongan kisah dan penghidupan baru Namun aku menyadari bahwa sebagian potongan hidupku masih di tempat yang sama. Kampung halamanku adalah engkau.   Ibuku pertiwi adalah engkau. Engkau yang mengasuh kehidupanku. Engkau yang memberiku tempat tinggal. Sembilan bulan engkau rengkuh aku di dalam kandungmu. Memberikan segenap kasih dan sayangmu.   Ibuku pertiwi tercinta. Aku menangisi kesakitanmu ketika engkau mencoba untuk menunjuka dunia kepada aku anakmu. Keringat darah airmata perjuanganmu menyaksikan kelahiranku ke dunia. Engkau bahkan bertaruh kepada sang Izrail untuk kelahiranku.   Engkau curahkan kasih sayangmu untuk merawat dan membesarkanku Engkau ingin melihatku dewasa kelak menjadi pria gagah perkasa. Namun terkadang aku malah dipecu...

Puisi FEBRUARI SURAM : Catatan Iskandiary

Indah kukenal dikau sang ratu impian Terpanah terpesona senyum manismu Adakalanya hati harus diuji Dengan harapan yang tak tersampaikan Namun makna yang tersampaikan malah mengkhianati   Makna ini kehilangan arti dikala engkau pergi Renungan dan sejuta puisi tak mampu mengobati Sirnah harapan berlalu pergi Cinta yang tumbuh engkau pangkas dan kau cabut akarnya   Engkau kirim seribu pasukan untuk membunuh mentalku Mengulitiku sampai ke tulang untuk mempermalukanku   Perlu engkau ketahui wahai gadis cantik bermata api Aku tidak akan mati karena di intimidasi Aku tak akan hancur ketika dikhianati Sementara Tuhan memiliki diriku Lantas apa yang harus ku takuti kecuali Tuhanku Bukankah juga berarti Tuhanmu   Aku memilih menerima guna meredam sang api Aku memilih menggengam sang api sendiri meski membakarku hangus Guna menghindari merusak segalanya yang telah ada Biarkan sang waktu berlalu dan membuktikan kebenaran yang hakiki

Puisi Syukur : Catatan Iskandiary

Kamis hari kedua masuk setelah libur pajang lebaran.   Seperti biasa break makan di kantin jam 11 siang Nampak Bella bersama gerombolan nya Kali ini dia terlihat riang gembira, padahal dia duduk 1 meja di sebelah meja saya Mungkin hatinya mulai bisa menerima dan memaafkan kejadian itu Terimakasih Ya Allah saya lega melihatnya kembali sebahagia ini Perasaan syukur tak henti-hentinya menggumam di hatiku dan memenuhi ruang benak ku   Terimakasih sudah mulai riang gembira kembali Terimakasih sudah mulai memaafkan