Rindu yang tersemat terikat didalam jiwa.
Mengikat semua ego akan semua keinginan.
Melepaskan gundah gulana yang mendekap hati.
Aku dikuasai rindu akan hadirmu wahai Ibu ratu.
Kini aku berada di perantauan
Mencoba untuk mencari potongan kisah dan penghidupan baru
Namun aku menyadari bahwa sebagian potongan hidupku masih di tempat yang sama.
Kampung halamanku adalah engkau.
Ibuku pertiwi adalah engkau.
Engkau yang mengasuh kehidupanku.
Engkau yang memberiku tempat tinggal.
Sembilan bulan engkau rengkuh aku di dalam kandungmu.
Memberikan segenap kasih dan sayangmu.
Ibuku pertiwi tercinta.
Aku menangisi kesakitanmu ketika engkau mencoba untuk menunjuka dunia kepada aku anakmu.
Keringat darah airmata perjuanganmu menyaksikan kelahiranku ke dunia.
Engkau bahkan bertaruh kepada sang Izrail untuk kelahiranku.
Engkau curahkan kasih sayangmu untuk merawat dan membesarkanku
Engkau ingin melihatku dewasa kelak menjadi pria gagah perkasa.
Namun terkadang aku malah dipecundangi dunia.
Aku gagal mengemban ekspektasi yang dibebankan kepadaku.
Aku anakmu mencoba untuk berbakti.
Namun terkadang aku melupakan perjuanganmu dengan membangkang dan membantahmu.
Aku anakmu sering berbuat salah.
Namun pintu maafmu melebihi kesalahanku.
Engkaulah Ibuku pertiwi yang tulus mencintai dan menyayangiku.
Terimakasih Ibuku
Komentar