Ketika patah menjadi terbiasa dan lukapun menjadi keseharian.
Maka motivatorpun tak lagi berguna.
Aku hanya bisa bangkit dan terus mencoba.
Menghidupi diri sendiri pun masih terkatung-katung.
Apalagi tuntutan harus menikah dan mencintai.
Aku gagal mengemban ekspektasi sukses di pikiran mereka.
Aku hanya punya cinta.
Namun dunia hanya butuh materi.
Terkadang lukapun harus ku basuh dengan air mata.
Cerita berdarah yang terus mengisi kisah ini masih terus berjalan.
Namun apa daya aku hanya bisa berdoa dan berusaha.
Takdir bukanlah hal yang ku salahkan.
Nasib juga tak selalu aku eluhkan.
Aku hanya belajar melalui rasa sakit.
Pelajaran berdarah untuk dapat menghargai sesama.
Memanusiakan manusia adalah hal yang sangat langka.
Kasta tahta dan harta telah menjadi Tuhan baru oleh ajaran baru manusia.
Semua tak lagi terasa sebagai manusia.
Hanyalah binatang sembelihan yang menunggu untuk diambil manfaatnya oleh penganut ajaran baru.
Aku adalah makhluk materi.
Namun aku bertuhan pada yang tak bermateri.
Ia Tunggal, sang Pengguasa sebenarnya.
Aku mungkin patah dan berdarah.
Namun aku percaya Tuhan Maha Menyembuhkan.
Aku mungkin terluka dan sekarat.
Namun aku percaya Hari kemenangan.
Aku mungkin patah arah didunia.
Namun aku memiliki tujuan ke akhirat.
Komentar